Virus corona mungkin sudah cukup familiar dalam beberapa bulan terakhir ini, terutama sejak akhir tahun 2019 dan awal tahun 2020. Karena memang sudah menjadi topik panas di hampir seluruh negara di dunia berkat penyebarannya yang super mudah dan cepat. Virus yang awal mulanya muncul di kota Wuhan, China dan menginfeksi banyak penduduknya ini memang terbilang jenis baru dari coronavirus yang dinamakan dengan SARS-CoV-2. Dan penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 inilah yang kini kita kenal dengan istilah COVID-19 (corona virus disease 2019).
Virus yang bisa menginfeksi siapa saja ini terbilang mudah sekali penyebarannya. Dimana hanya melalui tetesan atau percikan air dari penderita ketika batuk, bersin, atau berbicara saja bisa menularkan pada orang lain yang tidak sengaja terkena. Belum lagi pada benda-benda yang sudah terkontaminasi percikan air dari penderita yang bersin atau batuk juga bisa menjadi media penularan ketika tersentuh tangan orang lain.
Karena cara penularan yang mudah inilah, tak heran jika kecepatan virus ini menginfeksi tubuh tiap-tiap individu juga semakin cepat. Terlebih jika penderita yang positif terinfeksi corona berbaur dengan banyak orang. Bukan hanya satu orang saja yang kemungkinan bisa terpapar virus ini, namun bisa menjadi banyak orang dengan jumlah yang tak terbatas. Dan mengkhawatirkannya, virus ini ketika menginfeksi tubuh seseorang memerlukan masa inkubasi selama 14 hari baru menunjukkan gejala pada penderitanya. Dan selama masa inkubasi ini, penderita sudah bisa menjadi pihak yang menularkan ke orang sekitarnya.
Selama ini saat belum ada gejala apapun yang aneh pada tubuh, setiap orang hampir selalu menganggap dirinya sehat. Namun pada kasus virus corona, hal ini tidak bisa berlaku demikian. Orang yang terlihat sehat sekalipun bisa jadi juga sudah terinfeksi corona virus, namun gejalanya belum muncul lantaran virus yang menginfeksi masih dalam masa inkubasi. Sehingga untuk mengurangi penyebaran ini, baik yang sakit maupun sehat perlu melakukan upaya pencegahan, seperti melakukan social distancing, menggunakan masker, sering mencuci tangan, menjaga daya tahan tubuh, menghindari bepergian keluar rumah, dll perlu dilakukan.
Sama seperti penyakit pada umumnya, penderita COVID-19 akan menunjukkan gejala-gejala tertentu pada tubuhnya. Anda perlu mengetahui gejala apa saja yang menjadi indikasi terinfeksi corona agar bisa melakukan tindakan ketika Anda maupun orang terdekat mengalami kondisi yang sama.
- Demam.
Anda perlu curiga jika mengalami demam secara tiba-tiba dengan suhu yang tinggi atau di atas normal pada kisaran 38 derajat Celcius ke atas.
- Batuk tidak berdahak.
Pada fase ini, coronavirus sudah menginfeksi saluran pernapasan. Sehingga orang yang terinfeksi corona akan mengalami rasa gatal pada tenggorokannya dan mengalami batuk kering.
- Kelelahan.
Rasa lelah ini terjadi karena otot-otot yang ada di dalam tubuh tegang dan fungsi otak menurun untuk melakukan rutinitas sehari-hari.
- Pegal-pegal.
Gejala ini muncul karena tubuh merespon adanya virus yang masuk ke dalam tubuh dengan mengirim sinyal ke otot-otot yang ada pada seluruh tubuh guna memerangi coronavirus.
- Tidak nafsu makan.
Hal ini terjadi lantaran, coronavirus membuat perut terasa tidak enak, diare, mual, dlsb.
- Sesak napas.
Untuk gejala yang satu ini menjadi ciri utama seseorang sudah terinfeksi virus corona dan perlu lebih waspada. Jika mengalami kondisi ini, segera periksakan diri ke dokter atau berkonsultasi terlebih dahulu dengan ahli kesehatan. Untuk konsultasi online, Anda bisa menggunakan layanan jasa yang sudah terpercaya dan ahli di bidangnya, seperti situs atau aplikasi Halodoc.